Pendidikan sebagai Jalan Masuk Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Surabaya --- Pendidikan merupakan sebuah sistem yang memastikan hampir seluruh anak bisa masuk ke dalamnya. Sehingga dapat digunakan sebagai media untuk menyebarkan informasi yang komprehensif tentang bahaya dan pencegahan penularan HIV/AIDS. “Pendidikan itu bisa menjadi vaksin. Baik untuk daya fisik, maupun sosial. Pendidikan adalah untuk ketahanan sosial,” kata Mendikbud saat berbicara dalam talk show Aku Bangga Aku Tahu, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Surabaya, Rabu (3/4).

Mendikbud menambahkan, salah satu media menyebarkan informasi tersebut adalah dengan memperkuat jaringan kerja antar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). “Kalau di semua sekolah ada uks, maka anak-anak usia 15-24 yang berjumlah 26 jutaan itu bisa diselamatkan,” katanya.

Pentingnya kesadaran sejak remaja perlu dimulai gerakan kesadaran sosial di semua lini masyarakat dan pemerintah. Semua lini menjadikan gerakan itu masuk pada critical mess. Baik di dunia pendidikan, dunia remaja, maupun dunia kesehatan.

Tidak cukup hanya sebagai gerakan, fenomena sosial seperti ini memerlukan perlindungan privacy. Untuk itu harus disediakan ruang-ruang privacy yang dijamin kerahasiaannya untuk pendampingan. Dan yang tidak kalah penting, katanya, ada komitmen dari pejabat dan pengambil keputusan, agar jangan sampai memberikan contoh yang tidak layak ke publik. “Ini fenomena gunung es. Kita tekad, tidak hanya wacana, tapi juga action real,” terangnya.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, menyambut baik komitmen Mendikbud untuk menyebarluaskan informasi tentang penularan dan pencegahan HIV/AIDS dalam dunia pendidikan. “MDGs goal 6 adalah mencegah penularan HIV/AIDS di kalangan remaja. Di hulu pemegang peranan adalah pendidikan. Baik agama, moral, etika, kesehatan reproduksi, bersih dan sehat,” katanya. (AR)

Sumber Informasi