Membaca Karya Sastra Suatu Bangsa Berarti Paham Budaya Bangsa itu
Jumat, 01 November 2013
0
komentar
Jakarta--”Salah
satu cara yang dilakukan untuk saling memahami antar dunia batin suatu
bangsa adalah dengan membaca karya-karya sastra yang dihasilkan oleh
negara bersangkutan. Cara ini menghasilkan, antara lain, pemahaman atas
dunia budaya dari karya yang dibaca.” Demikian dikatakan Wiendu
Nuryanti, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bidang Kebudayaan
Kemdikbud dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara Seminar
Antarbangsa Kesusasteraan Asia Tenggara, pada 24-25 Oktober 2013 dan
Sidang Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), pada 26—27 Oktober 2013
di
Jakarta.(24/10)
Sehubungan
dengan itu, lanjutnya, untuk mencapai pemahaman lintas budaya yang kuat
sekaligus perwujudan keharmonisan di antara bangsa serumpun, mempunyai
arti yang sangat penting. Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan
Singapura sudah bekerja sama dalam mengembangkan kesusastraan di negeri
serumpun. Kerja sama tersebut telah menumbuhkan pemahaman yang sama
terhadap perkembangan dan pertumbuhan kesusastraan di negera
masing-masing imbuhnya.
Dengan
demikian, pemahaman lintas budaya yang terjadi pun akan semakin kuat
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan
keharmonisan di antara bangsa serumpun, khususnya bangsa-bangsa yang
berada di kawasan Asia Tenggara. Jelas Wamendikbud.
Selanjutnya
Wiendu mengatakan, “Dalam kerangka kerja sama serumpun, Majelis Sastra
Asia Tenggara (Mastera) tidak hanya berperan dalam upaya pencerdasan
bangsa, tetapi juga menjadi simpul pokok dalam mengikat persatuan bangsa
serumpun: Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.
Bagaimana pun ketahanan bangsa serumpun ini dapat diikat dengan
keserumpunan sastra Indonesia/Melayu yang tentunya mempunyai nilai
adiluhung dalam kehidupan ini. “
Hanya
dengan cara itu, sastra Indonesia/Melayu akan tetap menjadi ciri bangsa
Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura. Menggalang ciri
keserumpunan tanpa harus saling mendahului atau meninggalkan, apalagi
mencurangi atau mengkhianati pasti akan membuahkan hasil yang gemilang
dan menyerlah jati diri kita.
Sebagai
penutup sambutannya, Wiendu berharap “melalui seminar dan persidangan
yang diselenggarakan ini, Mastera selalu dapat memaksimalkan peran dan
fungsi sastra di empat negara anggota menjadi sastra yang senantiasa
menjadi sarana dalam pengembangan akal budi dan karakter bangsa dalam
membawa bangsa serumpun setara dengan bangsa-bangsa maju dalam era
globalisasi.”
Peserta
yang hadir pada acara Seminar Antar Bangsa Kesusasteraan Asia Tenggara
tersebut di hadiri 200 orang peserta terdiri dari kalangan dosen, guru,
mahasiswa, peneliti, satrawan, pengamat sastra dan peminat sastra baik
dari dalam negeri maupun luar negeri, para pejabat di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dayang Hajah Aminah binti Haji Momin, Ketua
Delegasi Brunei Darussalam beserta anggota delegasi Brunei Darussalam,
Datuk Awang bin Sariyan, Ketua Delegasi Malaysia beserta anggota
delegasi Malaysia, Hadijah Rahmat, Ketua Delegasi Singapura beserta
anggota delegasi Singapura, juga turut hadir sebagai peserta
seminar.(EH)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Membaca Karya Sastra Suatu Bangsa Berarti Paham Budaya Bangsa itu
Ditulis oleh ictcentersmkalor
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ictcentersmkalor.blogspot.com/2013/11/membaca-karya-sastra-suatu-bangsa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh ictcentersmkalor
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar